Jumat, 03 Juni 2011

antri

Hatiku terenyuh mengalami tertibnya mengantri di kasir toko buku Gramedia. Setelah sekian lama tidak merasakan tertibnya kesadaran akan budaya antri, saya mendapatinya kemarin. Benar-benar suasana yang menggambarkan toleransi tinggi, jauh dari kesan egois dan menang sendiri karena tidak berusaha supaya memperoleh pelayanan lebih dahulu.

Di berbagai tempat saya sering mendapati betapa susah payah orang-orang berdesak-desakan karena mengharapkan akan memperoleh sebuah pelayanan lebih awal dari banyak orang yang mengharapkan hal yang sama. Padahal kalau saya cermati, kesan bangsa indonesia yang toleran, ramah tamah, hormat menghormati, dan lain sebagainya yang baik itu, seakan sirna bila menyaksikan ketidak-antrian itu. Orang yang mempunyai fisik lemah akan kalah terdesak walaupun sudah datang lebih awal. Sementara orang yang mempunyai fisik kuat, menggunakan tenaganya untuk mendesak mereka yang lemah. Apakah memang demikian yang ada dalam masyarakat Indonesia tercinta ini? Kekuatan fisik digunakan untuk mendesak yang lemah, bukan untuk melindungi yang lemah!

Pernahkah terpikirkan oleh anda kalau sebenarnya berdesak-desakan itu menjemukan? saling dorong itu memerlukan energi yang besar? Bagi saya hal seperti itu capek!!!

Nun jauh disana, di negeri yang masyarakatnya sudah mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya antri - yang bisa memperlancar sebuah alur, menyangkut kepentingan orang banyak pada saat bersamaan, antri merupakan sebuah keharusan yang wajib dijalankan. Mereka orang Jepang berpikir logis, kalau antri bisa lebih mudah kenapa tidak dipertahankan budaya ini? Kalau tidak melakukan hal ini maka akan mempersulit diri sendiri bahkan orang lain pun akan mengalami kesulitan juga akibat kelakuan kita.

Pada saat krusial pun mereka masih bisa antri. Kita di indonesia pasti dengar ada bencana dahsyat di Sendai baru baru ini. Saat seperti ini pun mereka masih bisa antri untuk memperoleh air bersih yang diberikan oleh tim bantuan bencana.

Pertanyaannya, kapankah Warga negara Indonesia yang menjunjung toleransi ini akan mempraktekkan budaya antri ini?

Tidak ada komentar: